Perkembangan Islam Ringintunggal

 Syeh KH Usman, nama tokoh ini memang sangat dikenal oleh masyarakat desa Ringintunggal dan sekitarnya. Tetapi mungkin belum banyak orang yang tahu siapa sebenarnya Syeh KH Usman. Syeh KH Usman juga mempunyai nama Muhyi, dan Muhyi adalah namanya beliau sejak kecil pemberian orang tuanya. Syeh KH Usman dilahirkan di Desa Tembelik Kecamatan tambakboyo Kabupaten Tuban Jawa Timur. Orang tua beliau bernama Rodhin dan ibunya bernama Muslimah. Syeh KH Usman adalah anak ke tiga dari lima saudaranya. Diwaktu masih kecil beliau sudah di tinggal bapaknya menghadap Illahi yaitu pada tahun 1875 M. Lima tahun kemudian ibunya pun menyusul sang bapak, beliau tinggal bersam kakak tertuanya bernama Boreg. Setelah usianya beranjak remaja beliau mulai belajar agama, bersama adiknya yang bernama Paku (Kholil ) yang masih berusia 14 tahun di Pondok Pesantren Sotang Kecamatan Tambak Boyo Kabupaten Tuban. Mulai dari belajar membaca huruf Hija’iyah hingga konon beliau sampai hafal Kitab Al Qur’an. Setelah di Pondok pesantren Sotang memasuki tahun yang ke tiga belas beliau kemudian ingin memperdalam ilmu-ilmu agama di sebuah Pondok Pesantren di Sarang Kabupaten Rembang Jawa Tengah. Setelah 7 tahun di Pondok Pesantren Sarang, kemudian beliau melanjutkannya di Pondok Pesantren di Kabupaten Kudus Jawa Tengah untuk memperdalam Tashih Al Qur’an. Beliau di Kudus hingga 4 tahun. Kemudian dari Kudus Jawa Tengah beliau pindah di Pondok Thoriqoh Padangan Kabupaten Bojonegoro. Selama 3 tahun di pesantren Thoriqoh Padangan beliau bersahabat dengan Marzuki. Oleh H. Marzuki beliau diperkenalkan dengan adik iparnya yang bernama Siti Fatimah, dan akhirnya KH Usman menikah dengan Siti Fatimah dan menetap di Desa Ringintunggal. Dalam kehidupan Rumah tangganya beliau tidak di karuniai anak keturunan. Beliau mengambil anak Keponakannya untuk di asuh sebagai anak sendiri Yaitu pertama Siti Zaenab keponakan dari Bu Nyai Siti Fatimah, kedua Mochtar Keponakan dari KH Usman, dan yang ketiga Moh. Thohir .

a. Masa Penyebaran Islam.
 
Sejak kepulangannya dari pondok Thoriqoh Padangan sekitar tahun 1906 beliau mulai mengenalkan ajaran-ajaran Islam Kepada masyarakat yang waktu itu masih menganut kepercayaan Animisma dan Dinamisme. Bahkan Dakwah Islam tidak hanya di Desa Ringintunggal saja, melainkan hingga ke Desa Panjunan Kecamatan Kalitidu, Desa Sumber rejo Kecamatan Malo, Desa Ngantru Kecamatan Ngasem dan desa-desa lain disekitarnya.

b. Naik Haji Ke Baitullah.

Syeh Kh Usman menikah pada tahun 1907 disaat usia beliau mencapai 43 tahun , dengan seorang janda bernama Siti Fatimah beliau bertani dengan luas lahan tidak lebih dari 2 Ha. Disamping itu istrinya juga dagang mrancang di rumah. Pada tahun 1916 beliau pergi  Haji ke Baitullah bersama Marzuki dan Abdullah. Beliau menyandang Syeh pada tahun 1919 bersama Syeh Muhammad Nur Sedayu, dan beliau mengawaki hampir seluruh wilayah karesidenan Kalitidu. Pada tahun 1920 beliau kembali Haji bersama rombongan dengan 23 jama’ah dan juga istrinya Siti Fatimah. Tahun 1922 naik Haji lagi bersama rombongan 17 jama’ah. Pada tahun 1925 membawa rombongan 52 orang
jama’ah dan juga keponakannya Siti Zaenab bersa suami Dahlan dan Muhtar. Tahun 1926 membawa rombongan 14 jama’ah. Tahun 1929 membawa rombongan 19 jama’ah. Dan pada tahun 1933 membawa 21 jama’ah. Jadi beliau naik haji sebanyak 7 kali di usia 69 tahun.

 c.    Berdirinya Masjid di Desa Ringintunggal

Sebelum KH Usaman menikah dan tinggal di Desa Ringintunggal belum ada tempat ibadah, jangankan masjid, langgar, surau, musholla pun tidak ada, di desa sekitar pun belum ada Masjid. Penduduk masih belum mengenal islam. Saat melaksanakan ibadah sholat jum’at beliau pergi hingga ke masjid Padangan. Jarak antara Ringintunggal dan Padangan yang cukup jauh, beluai naik dokar. Bersama kakak iparnya H. Marzuki dan H. Abdullah.
Suatu ketika beliau bermusyawarah bertiga ( KH. Usman, H. Marzuki dan H. Abdullah )
merencanakan untuk membangun masjid di Ringintunggal. Akhirnya mereka sepakat untuk membeli tanah Abdul Salam untuk tempat mendirikan Masjid. Pada tahun 1911,  langgar (musholla) Gladak Kayu yang sederhana milik H. Marzuki di wakafkan untuk di dirikan di tanah pembelian dari Abdul Salam tersebut. Setelah bangunan langgar Wakaf  dari H. Marzuki berdiri jamah semakin hari selalu bertambah dan terus bertambah, kemudia pada tahun 1913 langgar tersebut di rehab dan diperbesar menjadi sebuah Masjid, dengan di prakarsai KH. Usman jangka waktu satu bulan tujuh hari ( selapan ) masjid sudah bisa di gunakan untuk sholat berjama’ah , hingga salama 3 bulan bangunan masjid sudah dianggap jadi seratus persen. Dan para warga dari desa sekitar pun turut sholat berjamaah dimasjid tersebut.

d. Mendirikan Pondok Pesantren

Pada tahun 1919 beliau mendirikan sebuah Podok Pesantren yang sederhana dengan bangunan ukuran 4x12 m. Karena murid-muridnya selalu bertambah kemudian H. Abdullah mewakafkan Lumbung ( Rumah gladak Tempat menyimpan Padi ) untuk tambahan bangunan pondok pesantren tersebut. Murid-murid yang tercatat sebanyak 87 siswa dari berbagai desa sekitar.
Dalam malakukan sistem pendidikan beliau menggunakan sistem bertingkat ( kelas ) , mulai dari tingkat anak-anak , remaja, hingga tingkat dewase dan para orang tua. Mulai dari pengenalan huruf Arab, tata cara Wudlu dan Sholat, do,a-do’a menurut ajaran islam, hingga mempelajari Kitab-kitab Klasik/Kuno. Kalau dianggap sudah mampu dengan pelajaran yang beliau sampaikan disarankan pada para santri untuk memperdalam ilmunya yang lebih tinggi lagi.
Selain mengajar para santri, beliau juga membangun kegiatan keagamaan dengan masyarkat. Melakukan Tahlil berjamaah pada malam Jum’at, malakukan Manakib setiap tanggal 11 bulan Qomariah, Tahtimul Qur’an pada malam tanggal 17 bulan Ramadhan, dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya.

e.       Syeh KH. Usman Wafat

Syeh KH. Usman merupakan Ulama’ yang sangat dikenal dengan masyarakat khususnya masyarakat Desa Ringintunggal karena jasa-jasanya, Beliau dianggap Waliyullah, karena beliau ahli tasawuf thoriqoh. Beliau di panggil ke Rohmatullah pada bulan Dzulhidjah tahun 1363 H / 1943 M. Beliau di makamkan di belakang masjid AT-Taqwa Desa Ringintunggal Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro.



Share this post :
Comments
0 Comments

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Mas Chur | Ringintunggal
Copyright © 2012. Desa Ringintunggal Kec Gayam - All Reserved
Sekretariat : Jl. Raya Gayam KM.4 Desa Ringintunggal
Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro - 62145