Jambu Krystal Ringintunggal

 Dari dulu jambu biji disukai masyarakat. Yang jadi problem biji yang banyak sehingga kurang nyaman di lidah. Ssbenarnya, jambu biji yang disebut-sebut tanpa biji itu beragam jenisnya. Yang lebih dulu populer jambu sukun. Jambu yang bentuknya mirip apel itu benar-benar tanpa biji. Jambu Sukun diintroduksi ke Indonesia pada 1960-an. Sayang, ia tak bisa dikebunkan secara komersial karena produktivitasnya rendah. Jambu tanpa biji sulit berbuah lebat karena biji merupakan penyedia energi untuk pembesaran buah. Ketika tanpa biji, buah gampang rontok.
Jambu kristal sebetulnya tidak benar-benar nirbiji. Ia tetap berbiji tapi jumlahnya sedikit, kurang dari 3% bagian buah. Karena produktivitasnya tinggi, jambu yang diperkenalkan oleh Misi Teknik Taiwan pada 1999 di Mojokerto, Jawa Timur, itu mulai marak dikebunkan.
Seperti yang dikelola oleh seorang pemuda Desa Ringintunggal Mas Ery Gunawan atau yang di kenal Mbah ER. Total populasi 200 tanaman berumur 4 - 6 tahun. Dari sana setiap minggu dipanen 180 kg Jambu kristal. Sayang, hanya setengahnya yang lolos sortir untuk dijual ke toko buah modern dengan harga jual Rp17.000. Sisanya dijual ke pasar tradisional dengan harga Rp7.000 - Rp13.000/kg. “Kini kami sedang berusaha untuk mendongkrak kualitas. Dan Insya Allah tahun depan akan menanam kembali sekitar 300 pohon lagi,” kata mbah ER yang sekaligus peternak Sapi PO.
“Dengan kegagalan program buah Matoa, saya dan warga akan berusaha menjadi kan Desa Ringintunggal Sentra Jambu Kristal,” tambah mbah ER dengan bersemangat.
Share this post :
Comments
0 Comments

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Mas Chur | Ringintunggal
Copyright © 2012. Desa Ringintunggal Kec Gayam - All Reserved
Sekretariat : Jl. Raya Gayam KM.4 Desa Ringintunggal
Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro - 62145